Search

Saturday, May 4, 2013

PROGRAM TAHUNAN, PROGRAM SEMESTER DAN KALENDER AKADEMIK

1.     Program Tahunan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun .
Program tahunan ini dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan . Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai .hal ini perlu dilakukan karena, prota merupakan pedoman bagi pengembangan program-progran berikutnya, yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi (satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu dan keterangan.
Komponen-komponen program tahunan, antara lain sebagai berikut:
a.       Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran).
b.      Format isian (semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, matei pokok, dan alokasi waktu).
Program tahunan memiliki berbagai format, salah satu contoh format prota adalah:
 Contoh Program Tahunan:
PROGRAM TAHUNAN
Mata pelajaran                      : SAINS
Satuan Pendidikan                : SEKOLAH DASAR
Kelas                                       : V
Tahun pelajaran                   : 2007-2008

2.     Program Semester
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program semester ini berisikan:
1.      Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran)
  1. Format isian (standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, jumlah jam pertemuan (JJP), dan bulan).
Salah satu format dari program semester sebagai berikut:

3.     Kalender pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.

Salam satu contoh kalender akademik adalah sebagai berikut:
Kalender pendidikan 2012-2013
 

Friday, May 3, 2013

Media Pembelajaran

Menurut Heinick, dkk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti Perantara“ yaitu sumber pesan (a source) dengan penerima pesn (a reciever). Heinick mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dikembangkan menjadi media pembelajaran jika media tersebut mambawa pesn-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinick mengaiktkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran yang digambarkan sebagai berikut:


Bagan diatas menunjukkan bahwa proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesa yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu disebut metode.
Kegiatan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi biasanya guru berperan sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan atau komunikan. Agar pesan yang disampaikan guru kepada siswa dapat diterima siswa, maka diperlukan wahana penyalur pesan. Yakni media pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, tidak hanya guru yang berperan sebagai komunikator, tetapi terkadang siswa juga berperan sebagai komunikator. Hal seperti ini disebut sebagai komunikasi dua arah bahkan komunikasi banyak arah (multy way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran, sangat dibutuhkan media pembelajaran untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian kompetensi/ tujuan. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.


1.      Nilai dan manfaat media
Media pembelajaran mengandung banyak nilai dan memiliki manfaat yang sangat banyak, antara lain:
a.       Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasakan masih abstrak dan sult dijelaskan sacara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan tentang sstem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angn, dsb., bisa menggunakan mdia gambar atau bagan sederhana.
b.      Menghadirkan byek-obye yang terlalu berbahaya atau sukar didapatkan ke dalam lingkungan balajar.
Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan beruang, atau hewan-hewan lainnya seperti gajah, jerapah dan dinosaurus, dsb.
c.       Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil.
d.      Memperlihatkan gerak-gerakan yang telalu cepat atau lambat.
e.       Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungan.
f.       Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.
g.      Membangkitkan motivasi belajar siswa.
h.      Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.
i.        Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
j.        Menyajikan informasi balajar secara serempak bagi seluruh siswa.
k.      Mnyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.


2.     Jenis-Jenis Media
Media pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1)      Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Media visual ini terdiri atas:
a.       Media visual yang diproyeksikan (Projected Visual)
Merupakan media yang menggunakan alat proyeksi sehingga gambar atau tulisan nampak pada layar (screen). Media proyeksi i bsa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam (still picture) dan media proyeksi gerak misalnya gambar bergerak (motion picture).
Alat-alat yang bisa digunakan untuk memproyeksikan media antara lain:
Ð Untuk memproyeksikan gambar diam: Opaque Projector, Overhead proection (OHP), dan slide projector.
Ð Untuk menampilkan gambar hidup: filmstrip atau film projector, proyeksi LCD, film.
b.      Media visual tidak diproyeksikan (Non-projected Visual)
Jenis media visual yang tidak diproyeksikan antara lain:
Ð Gambar Fotografik
Misalnya: gambar tentang manusia, bianatang, tempat, dll.
Ð Grafis (Graphic)
Merupakan media pandang dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Meida ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka dan bentuk simbol (lambang). Grafik ini memiliki beberapa jenis, namun yang sering digunakan adalah grafik, bagan, diagram, poster,kartun, dan komik.
c.       Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi terdiri atas media realia danmedia model.
§      Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran ang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa (direct experience). Media realia merupakan model dan obyek yata dari suatu benda. Contohnya: seperti mata uang antar negara, tumbuhan, binatang, dsb. Media dengan menggunakan benda nyata ini sanagt dianjurkan, karena siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan. Penggunaan media denagn benda konkret ini bisa dilakukan melalui kegiatan pameran kelas.
§      Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media model ini merupakan tiruan dari objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari siswa wujud aslinya. Media model terdiri atas:
Ø  Model padat, biasanya memperlihatkan begian permukaan dari suatu obyek dan membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan utamanya, seperti bentuknya warnanya, maupun susunannya. Contoh dari model padat yaitu patung para pahlawan, patung binatang, dsb.
Ø  Model penampang, mempertunjukkan bagaimana sebuah objek terlihat apabila bagian permukaan objek tersebut diangkat atau dipotong untuk mengetahui susnan di dalamnya. Contohnya model lapisan bumi, model batang suatu tumbuhan, dsb.
Ø  Model susun, merupakan susunan yang terdiri atas beberapa objek yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek tersebut. Contohnya susunan dari suatu bel listrik, dsb.
Ø  Model kerja, tiruan yang memperlihatkan proses kerja dari suatu objek studi. Contohnya model pesawat telepon, model perahu dayung, mesin uap, mesin gergaji, pompa air, dsb.
Ø  Mock-up, penyederhanaan dari susunan bagian pokok suatu proses yang lebih rumit. Susunan nyatanya diubah sehingga proses itu mudah dimengerti oleh siswa. Contohnya susunan perangkap tikus, jaringan listrik pedesaan, sistem pemasangan pipa air ledeng, sistem irigasi, dsb.
Ø  Diorama, sebuah bentuk tiruan tiga dimensi mni yang bertujuan memberikan gambaran tentang suatu suasana atau keadaan yang sebenarnya. Contohnya, susunan yang menggambarkan terjadinya perang disuatu daerah, interior pada sebuah gua, dll.
2)      Media audio
Merupakan media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, oerhatian dan kemauan para siswa untuk belajar. Jenis media audio antara lain kaset suara, CD audio da program radio.
3)      Media audio-visual
Media ini merupakan media yang dikombinasikan dari audio dan visual atau biasanya disebut media pandang-dengar.  Ocontoh media audio-visual adalah video, televisi, program slide suara, dan CD Interaktif.


Sumber:
Hermawan, Asep herry, Zaman, Badru dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Assesmen Kinerja dan Assesmen Portofolio

1.     Asseman Kinerja
Assesmen Kinerja ialah penialaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Assesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelasaikan tugas yang diberikan.assesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan atau unjuk kerja. Proses, kegiatan dan unjuk kerja ini dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktifitas siswa sebagaimana yang terjadi.misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat peraga atau alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, buka sebelum atau setelah alat dirancang.
Assesmen ini melibatkan aktifitas siswa yang membutuhkan unjuk keterampilan tertentu dan/ peenciptaan hasil yang telah ditentukan. Karena itu, metodologi assesmen ini memberi peluang kepada guru untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenaranya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui metodologi ini, assesmen kinerja memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa sedang bekerja atau melakukan tugas belajar, atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat dicapai serta menilai tingkat penguasaan atau kecakapan yang dapat dicapai siswa.
Assesmen kinerja tidak hanya bergantung pada jawaban benar atau salah. Sebagai mana dengan assesmen bentuk kerja, observasi yang dilakukan oleh guru dalam rangka melakaukan pertimbangan-pertimbangan subyektif berkenaan dengan level prestasi yang dicapai siswa. Evaluasi ini didasarkan pada perbandingan kinerja siswa dalam mencapai standar excellent (keunggulan prestasi) yang telah dcapai sebelumnya. Sebagaimana tes esay, pertimbanagan guru digunakan sebagai dasar penempatan keinerja siswa pada suatu kesatuan atau kontinue tingkatan- tingkatan prestasi yang terentang mulai dari tingkatan yang sanagt rendah sampai tingkatan yang sangat tinggi.
Hal-hal yang harus kita pahami dalam assesmen kinerja adalah kita mendisain dan mengembangkan kinerja digunakan kelak dikelas kita sendiri. Metodologi asesmen kinerja bukanlah suatu obat mujarab, bukan penyelamat guru dan juga bukan merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum. Assesmen ini semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara yang efisien dan efektifuntuk menilai beberapa hasil dari proses pendidikan yang dipandang berguna.
Berdasarkan cara melaksanakan assesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Assesmen kinerja klasik digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan.
  2. Assesmen kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara elompok.
  3. Assesmen kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu.
Pada pelaksanaannya, guru dapat mengatur secara fleksibel knerja-kinerja yang akan diases dalam kurun waktu tertentu. Misalnya dalam dua semester gur merencanakan untuk mengases keterampilan tiap siswa dalam membuat larutan. Guru merencanakan dalam dua semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntuk siswa membuat larutan. Maka guru dapat membagi siswa dalam empat kelompok siswa yang akan diases. Siswa kelompk pertama akan diases pada kegiatan paembuatan larutan pertama, kelompok yang berikutnya diases pada pembuatan larutan yang berikutnya. Sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai keterampilannya dalam membuat larutan. Assesmen kinerja yang digunakan oleh guru tersebut adalah assesmen kinerja individu.
Untuk menganalisis assesmen kinerja ini, dimulai dengan membuat perencanaan assesmen kinerja yang meliputi tiga fase penting, yaitu:
  1. Fase I: mendefinisikan kinerja.
Pada tahap ini, ditentukan jenis kinerja apa yang ingin dimulai. Misalnya kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi ; membawa mikroskop dengan benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan bayangan benda.
  1. Fase II: Mendesain latihan-latihan kinerja.
Setelah kinerja yang akan dimulai ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya; guru akan menilai kemampuan dalam menggunakan mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah praktikum dengan menggunakan mikroskop.
  1. Fase III: melakukan penskoran dan perekaman/ pencatatan hasil.
Assesmen kinerja bersifat lugas (fleksibilitas) dalam pengembangan bagian-bagiannya, tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu ketiak meninjau faktor-faktor konteks dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metoda-metoda assesmen kinerja. Pada dasarnya faktor-faktor utama yang dipertimbangkan dalam proses seleksi assesmen sesuai dengan sasaran prestasi untuk siswa dan juga dengan metodologi assesmen kinerja.
Dalam klasifikasi kinerja, pemakai bebas memilih dalam suatu rentangan sasaran prestasi yang mungkin, dan assesmen kinerja dapat dfokuskan pada sasaran-sasaran khusus dengan mengambil tiga keputusan desain; merumuskan jenis kinerja yang dinilai, mengidentifikasi saiapa yang akan dinilai; dan menetapkan kriteria kinerja.
Kegiatan dalam komponen pengembangan latihan harus dipikirkan hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan perbuatan tertentu yang dapat merefleksikan tingkat penguasaan/ kecakapan/ prestasi yang dicapai. Karena itu, dalam hal ini harus dipertimbangkan hakekat latihan, banyaknya latihan yang dibutuhkan, dan petunjuk-petunuk katual bagi siswa untuk melakukan latihan tersebut.
Dalam hal penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor subyektifitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak) atau skala rentang (sangat baik- baik- agak baik- tidak baik).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilaia apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat damati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.


2.     Assesmen Portofolio
Salah satu prinsip penilaian adalah bersifat menyeluruh , artinya menyangkut semua aspek kepribadian siswa, yakni aspek produk dan aspek belajar. Penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar atau ketercapaian kompetensi ( rangkaian kemampuan) siswa dapat dijaring melalui berbagai assesmen. Assesmen portofolio merupakan assesmen otentik yang menggambarkan kemajuan  belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru.
Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. Kumpulan karya siswa yang akan dikumpulkan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direview oleh guru, sehingga bersama guru siswa dapat menentukan bukti-bukti nyata yang menggambarkan perkembangan dirinya. Contoh oekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan perkembangan belajar dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan.
Portofolio sebagai assesmen otentik dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu:
  1. Mendokumantasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
  2. Mengetahui begian-bagian yang perlu diperbaiki
  3. Membakitkan percaya diri siswa dan memotivasi untuk belajar
  4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Keuntungan penerapan portofolio sebagai assesmen otentik antara lain sebagai berikut:
  1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, misalnya serangkaian kupulan jurnal ddan laporan percobaan siswa dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan gembaran mengenai kemajuan siswa dalam membuat laporan.
  2. Menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh positif dalam belajar. Seleksi hasil karya terbaik siswa melibatkan siswa sehingga siswa merasa dihargai.
  3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu, memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membangdingkan dengan pekerjaan orang lain.
  4. Siswa dilatih untuk menentukan pilihan karya terbaik.
  5. Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu.
  6. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa itu sendiri, orang tua, dan pihak lain yang terkait.
Guru dapat mengumpulkan portofolio melalui berbagai cara. Cara yang akan dipakai harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan kegiatan yang dilakukan.
Berikut ini adalah model portofolio IPA SD yang berisi contoh-contoh pekerjaan siswa:
1)      Hasil ulangan
2)      Uraian tertulis hasil pekerjaan kegiatan sederhana
3)      Gambar-gambar dan laporan lisan
4)      Produk berupa hasil pekerjaan proyek
5)      Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa
6)      Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah
7)      Salinan piagam penghargaan
Selanjutnya, contoh-contoh pekerjaan tersebut disimpan dalam satu tempat khusus (file folder) untuk setiap siswa. Ketika diperlukan, portofolio siswa dapat dengan mudah digunakan. Kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman dan dokumentasi belajarnya serta kejujuran guru dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang telah disepakati merupakan syarat dilaksanakannya assesmen portofolio.
Bentuk-bentuk assesmen portofolio:
  1. Catatan anekdotal, yaitu berupa lembar khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadian.
  2. Cek list atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
  3. Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa.
  4. Respon-respn siswa terhadap pertanyaan.
  5. Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Jenis bukti yang dikumpulkan pada portofolio bergantung pada tujuan penyusuna portofolio itu sendiri. Misalnya di kelas I SD siswa belajar sains dengan beberapa kompetensi, diantaranya siswa mengenal anggota tubuh menusia melalui pengamatan gambar, siswa mengetahui fungsi-fungsi anggota tubuh serta siswa mempu mengidentifikasi cara memelihara kesehatan anggota tubuh. Untuk mengumpulkan bukti bahwa siswa telah menguasai ketiga kompetensi tersebut, jenis portofolio yang harus dikumpulkan harus mengacu pada ketia kompetensi tersebut. Misalnya laporan lisan siswa tentang kebiasaannya menggosok gigi dirumah merupakan bukti kompetansi ketiga.
Terdapat tiga langkah dalam menerapkan portofolio yaitu:
  1. Tahap persiapan yang meliputi:
a.       Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangakan
b.      Menentukan tujuan portofolio yang akan dikembangkan
c.       Memilih kategori-kategori pekerjaan ang akan dimasukkan portofolio.
d.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio
e.       Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio. Rubrik dapat disepakati bersama oleh guru dan siswa.
  1. Mengatur portofolio
Portofolio diatur sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas atau beberapa tugas tersebut akan dijadikan bukti dalam portofolio. Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri khas pribadi masing-masing. Portofolio dapat disimpan di dalam folder khusus untuk setiap siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih diberi tanggal.
  1. Pemberian nilai akhir portofolio
Bagian akhir yaitu menialai portofolio yang telah lengkap. Aspek yang dinilai meliputi isi portofolio, dan kelengkapan portofolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang dan perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.

Sumber:
Widodo, Ari, Margaretha dan Wuryastuti, Sri. 2007. Pendidikan IPA SD. Bandung: UPI PRESS.

Monday, April 22, 2013

puisikuu

maaf sahabat
sahabatku ku ingin kau tahu
tentang sesuatu

hati ini . . .
ingin kau miliki
hingga ku tak ragu
akan rasaku padamu

maafkan
oh sahabtku. . .
ku hanya ingin
kau tahu
bahwa hatiku slalu berfikir tentang hatimu

maafkan
oh sahabatku
ku hanya ingin kau tahu
betapa besar harapku tuk bisa bersama denganmu . . .

Saturday, April 6, 2013

puisiku

Karena Salahku


Ku masih Ingat
Ingat apa yang kau ucap
Ucapan yang menyayat
Menyeyat hati dan pikiranku

Ku tahu itu semua salahku
Ku tahu itu semua khilafku
Namun ku tak sangka kau begitu
Begitu membenciku

Andai saja kau tahu
Tahu tentang Hatiku
yang masih menginginkanmu

Andai saja kau mau menunggu
Mungkin kini kita telah bahagia
bahagia berdua, dengan cinta kita